Selasa, 14 April 2015

Diskusi Rutin Hima Aksi "Akuntan Indonesia Gamang Menghadapi AFTA"


Himpunan mahasiswa akuntansi (Hima Aksi) periode 2014-2015 untuk pertama kalinya mengadakan diskusi rutin di Kampus STIE Islam Bumiayu, pada 11 maret 2015. Diskusi yang dihadiri sekitar 20 mahasiswa tersebut membahas mengenai isu terkini dunia perekonomian dengan mengangkat tema “Akuntan Indonesia Gamang Menghadapi AFTA” pemateri dari salah satu pengurus Hima Aksi STIE Islam Bumiayu Suhendra Sugianto mahasiswa akuntansi semester tujuh.

Ia menjelaskan mengenai apa itu ASEAN Free Trade Area (AFTA), yakni wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta  serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.

Lahirnya AFTA: Pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN (ASEAN Summit) ke-4 di Singapura pada tahun 1992, para kepala negara mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN (AFTA) dalam jangka waktu 15 tahun.


Tujuan dari AFTA: menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade).

Manfaat AFTA 2015: peluang pasar yang semakin besar dan luas bagi produk Indonesia, dengan penduduk sebesar ± 500 juta dan tingkat pendapatan masyarakat yang beragam; Biaya produksi yang semakin rendah dan pasti bagi pengusaha/produsen Indonesia yang sebelumnya membutuhkan barang modal dan bahan baku/penolong dari negara anggota ASEAN lainnya dan termasuk biaya pemasaran; Pilihan konsumen atas jenis/ragam produk yang tersedia di pasar domestik semakin banyak dengan tingkat harga dan mutu tertentu; Kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN lainnya.

Tantangan AFTA 2015: Pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional guna dapat memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara anggota ASEAN lainnya.

Jasa Akuntan di Indonesia : Pada tahun 2010, jumlah akuntan di Indonesia yang menjadi anggota IAI hanya mencapai 10.000 akuntan. Dibutuhkan akuntan yang berkualitas untuk mengawal pembangunan ekonomi agar semakin efisien dan efektif. Bagi akuntan luar negeri, pasar ekonomi Indonesia menjadi magnet tersendiri.

Di akhir diskusi, ia menghimbau para peserta diskusi untuk menyiapkan diri mulai dari sekarang untuk aktif di Organisasi, meningkatkan English Skill (pasif dan aktif), Accounting Skill (manual dan komputerisasi) serta mendalami IFRS.